Senin, 01 Juli 2013

Shipping Instruction

Shipping Instruction (SI) adalah perintah/instruksi pengapalan/pengiriman yang dibuat oleh eksportir/ pengirim barang kepada perusahaan pengangkutan. Perusahaan pengangkutan disini bisa perusahaan pelayaran untuk laut, perusahaan penerbangan untuk udara maupun darat, maupun lainnya jika memang pengiriman atau ekspor barang tidak melalui laut atau udara atau darat sekalipun.

Prisipnya SI adalah merupakan dokumen perintah kerja kepada pihak pengangkutan untuk mengangkutan barang ekspor milik eksportir.  Didalam SI ini wajib disebutkan hal-hal sebagai berikut :

1. Tanggal dan nomer SI
2. Nama perusahaan pengangkut yang ditunjuk (pelayaran, penerbangan)
3. Nama eksportir (pengirim barangg)
4. Nama importir (penerima barang) di luar negeri
5. Nama komiditas yang diekspor
6. Jumlah dan jenis pengemas (jika menggunakan kontainer, maka sebutkan jumlah kontainer dan ukuran yang diminta)
7. Berat bersih dan berat kotor + kubikasi
8. Pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar
9. Rencana tanggal ekspor
10. Tanggal suffing (muat barang) dan lokasinya
11. Metode pembayaran ongkos pengangkutan (dimuka atau di kemudian setelah barang sampai)
12. Catatan lain yang dipandang perlu disertakan








Contoh Shipping Instruction (SI)
Berikut adalah Format Contoh Shipping Instruction (SI) untuk kepentingan pemuatan barang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi dll. Format ini berlaku untuk berbagai jenis komoditi seperti Batu Bara, Iron Ore, Stone dll.



Alur/Skema Barang Ekspor




Kami sajikan kembali, schema alur barang ekspor yang paling sederhana. Untuk membantu para pemula dalam pembelajaran ekspor khususnya.

1. Eksportir mengirimkan "Shipping Instruction" (SI) kepada pelayaran (meminta/booking space kapal/container kosong)

2.  Shipping memberikan "Booking Confirmation", berisi konfirmasi ketersediaan container, space kapal yang sesuai tujuan, dan tempat yang ditunjuk untuk pengambilan container (depo container).

3. Eksportir menghubungi perusahaan angkutan/ trucking (menyewa truck)

4. Perusahaan / trucking melakukan pengambilan container kosong di depo dengan berbekal "Booking Confirmation" dari eksportir yang dibuat oleh shipping.

5. Container kosong diangkut ke pabrik untuk pemuatan barang ekspor (stuffing).

6. Selama stuffing, eksportir membuat "Commercial Invoice", "Packing list" dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ke Bea Cukai.

7. Bea cukai memberikan perstujuan ekspor "Nota Pelayanan Ekspor" (NPE).

8. Berbekal NPE, barang / container diangkut dan masuk ke pelabuhan.

9. Container naik ke kapal dan berangkat ke pelabuhan tujuan luar negeri.

10. Setelah kapal berangkat, Shipping menerbitkan "Bill of Lading" dokumen angkutan/ beaya kapal.

11. Dokumen ekspor yang meliputi a.Commercial Invoice, b.Packing List, c.B/L dari shipping dikirim oleh eksportir ke pembeli di luar negeri.

12. Dengan dokumen yang diterima dari eksportir, pembeli di luar negeri dapat mengambil barangnya/ container ke pelabuhan tujuan/ bongkar. 






Studi Kelayakan Proyek

Pengertian Studi Kelayakan Proyek
 
Studi kelayakan proyek (project feasibility study) diartikan sebagai "penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil" (Husnan dan Suwarsono,1994:4). Secara umum, suatu studi seperti ini menyangkut tiga aspek, yaitu: 
  1. manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri, dalam arti apakah keuntungannya lebih besar daripada biaya atau resikonya; 
  2. manfaat ekonomis proyek tersebut dilihat dari kepentingan nasional (ekonomi makro); 
  3. manfaat sosial proyek tersebut dilihat dari kepentingan masyarakat sekitar proyek



Tujuan Studi Kelayakan Proyek
 
Studi kelayakan proyek bertujuan untuk "menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan" (Husnan dan Suwarsono, 1994:7). Umumnya, suatu studi seperti ini disusun untuk menjawab butir-butir pertanyaan sebagai berikut:
(1) Apa saja ruang lingkup (bidang) kegiatan proyek?
(2) Siapa yang akan menjadi pihak pengelola?
(3) Apa saja faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan proyek?
(4) Saranan dan fasilitas apa saja yang diperlukan proyek?
(5) Apa saja hasil-hasil yang diharapkan dari proyek dan berapa biaya untuk mewujudkan hasil-hasil tersebut?
(6) Apa akibat-akibat (dampak) dan manfaat proyek tersebut?
(7) Apa saja langkah-langkah (jadwal dan metode)  yang diperlukan untuk menjalankan proyek tersebut?

Intensitas (kedalaman) studi untuk berbagai proyek berbeda, tergantung pada hal-hal sebagai berikut:
(a) besarnya dana yang diinvestasikan;
(b) tingkat kepastian/ketidakpastian hasil proyek;
(c) kerumitan (kompleksitas) unsur-unsur yang mempengaruhi proyek.

Suatu studi kelayajan proyek biasanya diperlukan oleh: penanam modal (investor), pemberi pinjaman modal (kreditur/bank), dan Pemerintah (mengkaji manfaat proyek untuk perekonomian nasional/daerah).



Aspek-aspek Studi Kelayakan Proyek

Umumnya, suatu studi kelayakan proyek perlu membahas aspek-aspek: pasar, teknis, keuangan, hukum dan ekonomi negara. Hal-hal yang dikaji dari setiap aspek secara ringkas, sebagai berikut:
(1) Aspek Pasar (dan pemasaran)
    (a) permintaan (demand)
    (b) penawaran (supply)
    (c) harga/biaya
    (d) program pemasaran
    (e) perkiraan penjualan


(2) Aspek Teknis
    (a) studi/pengujian pendahuluan (yang pernah dilakukan)
    (b) optimasi skala produksi
    (c) ketepatan proses produksi yang dipilih
    (d) ketepatan pemilihan sarana produksi (mesin-mesin dan perlengkapan)
    (e) perlengkapan dan pekerjaan tambahan
    (f) penanganan limbah produksi
    (g) ketepatan tata letak fasilitas produksi
    (h) kesesuaian lokasi dan tapak produksi
    (i) tata kala kerja
    (j) kajian sosial terhadap teknologi yang dipakai


(3) Aspek Keuangan
    (a) dana yang diperlukan untuk investa si
    (b) sumber-sumber anggaran
    (c) taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba
    (d) manfaat dan biaya (finansial) 
    (e) proyeksi keuangan


(4) Aspek Manajemen
   (a)Manajemen selama masa pembangunan proyek (pengelola, tata kelola, pelaku studi-studi);
  (b)Manajemen dalam masa pengoperasian (bentuk dan struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan, personalia, jumlah SDM)

(5) Aspek Hukum
    (a) bentuk badan hukum/badan usaha
    (b) jaminan terhadap pinjaman
    (c) surat-surat legal: akta, sertifikat, izin, yang diperlukan


(6) Aspek Ekonomi dan Sosial; terutama kajian pengaruh proyek terhadap
    (a) penghasilan negara
    (b) devisa (yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh)
    (c) penambahan dan pemerataan kesempatan kerja
    (d) industri lain terkait
    (e) kondisi sosial masyarakat sekitar



Laporan Studi Kelayakan Proyek

Secara umum, isi laporan studi kelayakan meliputi bagian-bagian, sebagai berikut:
(1) Ringkasan dan Kesimpulan
(2) Profil pengusul proyek
(3) Latar Belakang, Tujuan dan Deskripsi Proyek
(4) Kajian Aspek-aspek (pasar, teknis, keuangan, manajemen, hukum, sosial–ekonomi)
(5) Kesimpulan dan Saran (kesimpulan kondisi pengusul dan aspek proyek; saran layak/tidaknya, catatan, dan jadwal










Sumber:
Husnan, S.; dan Suwarsono. 1994.  Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
Disingkat, disadur, dan dimodifikasi  untuk bahan kuliah MPKD UGM,  oleh: Achmad Djunaedi, Tahun Ajaran 2000.

Analisis Kelayakan Proyek

Pengantar
 
Kelayakan suatu proyek biasanya diukur dengan enam macam kelayakan, yaitu: Kelayakan teknis, kelayakan ekonomi/finansial, kelayakan politis, kelayakan administratif, Kelayakan Ekologis dan Kelayakan Sosial-Budaya. Keempat kelayakan ini diprediksi sebelum suatu proyek dijalankan. 
Kelayakan teknis berkaitan dengan pertanyaan apakah secara teknis, proyek tersebut dapat dilaksanakan? Misal: apakah jembatan yang diusulkan dapat menahan beban lalu lintas yang akan terjadi diatasnya?. Kelayakan ekonomi dan finansial berkaitan dengan biaya dan keuntungan. kelayakan politis berkaitan dengan perkiraan pengaruh proyek terhadap berbagai peran atau kekuatan politik di masyarakat dan pemerintahan yang terkait dengan proyek tersebut.Kelayakan administrative mengukur apakah proyek tersebut dapat diimplementasikan dalam sistem administrasi pemerintahan yang ada. Satu per satu, tiap macam kelayakan tersebut di bahas di bawah ini.


Kelayakan Teknis

Dua kriteria prinsip yang termasuk dalam katagori teknis adalah: efektivitas dan ketercukupan  (adequacy).  Efektif berarti proyek dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tapi,  seringkali  ketercapaian  tujuan  tidak  selalu  dapat  dilacak  hanya karena  keberadaan proyek tersebut, sering banyak faktor yang lain ikut mempengaruhi. 

Cara paling langsung dan cepat untuk memprediksi kelayakan teknis adalah dengan cara melihat apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan di tempat lain. Tetapi, perlu diwaspadai  faktor-faktor lain yang khas di lokasi mungkin sekali ikut mempengaruhi keberhasilan proyek di lokasi tersebut, sehingga cara ini pun tidak selalu cocok untuk dipakai. 

Beberapa dimensi dalam ke-efektivitas-an meliputi: langsung atau tidakk langsung, jangka panjang atau jangka pendek, bisa dikuantitatifkan atau tidak, mencukupi atau tidak. 

Proyek dikatakan berpengaruh langsung bila pengaruh tersebut  memang  menjadi  tujuan proyek tersebut;  pengaruh tidak langsung merupakan pengaruh ikutan, yang sebenarnya bukan menjadi tujuan proyek tersebut. 

Contoh, bila proyek pembangunan mal di temapt rekreasi pusat kota menciptakan peluang baru berkembangnya kegiatan rekreasi maka ini dinamakan pengaruh langsung; tapi bila pembangunan ini juga meningkatkan harga tanah disekitarnya, maka kenaikan harga tanah tersebut merupakan pengaruh tidak langsung. Katagori pengaruh menjadi jangka panjang dan jangka pendek tergantung macam program. Seberapa jauh jangka panjang tersebut, sangat relatif, berbeda dari satu program ke program lain. Sebagai rumus umum, jangka panjang berarti jauh ke masa depan, sedangkan jangka pendek adalah waktu yang segera tiba. Misal, suatu pembangunan jalur hijau (taman) dalam jangka pendek mungkin akan menurunkan harga tanah sekitarnya, tapi dalam jangka panjang mungkin akan menaikkan harga tanah disekitarnya (karena mungkin makin  sulit mencari lahan yang dekat taman yang menyegarkan). Beberapa pengaruh dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan sisanya perlu dicari cara lain. 

Contoh: perubahan harga tanah bisa dikuantitatifkan, sedangkan perubahan estetika lingkungan sulit untuk dikuantitatifkan.

Dalam hal ketercukupan:  proyek mungkin tidak dapat mencukupi  hal-hal  yang menjadi  tujuan atau tidak cukup mengatasi permasalahan.  Misal: proyek tidak dapat membiayai secara penuh semua kegiatan yang diperlukan, jadi harus dipilih kegiatan-kegiatan utamanya saja (yang taktis).


 
Kelayakan Ekonomi dan Finansial
Salah satu alasan mengapa disiplin ekonomi mencapai kepopulerannya dalam analisis kebijakan adalah karena mempunyai konsep-konsep yang terukur. Analis dan pengambil keputusan lebih menyukai analisis dan informasi yang "keras" yang dapat dikomunikasikan dengan istilah-istilah kuantitatif. Tiga konsep yang sering dijumpai dalam kelayakan ekonomi, yaitu:  kriteria yang terlihat dan yang tidak terlihat, dapat atau tidak dapat diukur secara moneter, dan langsung atau tak langsung diukur dengan analisis biaya-keuntunga (cost benefit analysis).

Secara umum, biaya dan keuntungan yang terlihat (tangible) adalah yang bisa dihitung dengan jelas.  Biaya dan keuntungan yang dapat diukur secara moneter (moneterizable) bahkan lebih jauh lagi, yaitu dapat dinyatakan dalam ukuran satuan uang (misal: Rupiah); hal ini dimungkinkan karena kita dapat mengukurnya dipasaran. Dalam hal langsung atau tidak langsung, tergantung pada tujuan utama proyek.

Keuntungan  yang menjadi  tujuan  utama merupakan pengaruh langsung. Contoh, pembangunan bendungan dengan pembangkit tenaga listrik mempunyai pengaruh langsung (direct) yaitu bertambahnya tenaga listrik (yang dapat diukur secara moneter), disamping itu, mempunyai pengaruh tak langsung (indirect) yaitu menigkatnya kegiatan rekreasi dan perikanan (yang juga dapat diukur secara moneter). 

Pengaruh negatif tak langsung juga dapat muncul, misal dalam contoh bendungan di atas, yaitu tenggelamnya lahan pertanian menjadi bendungan. Disamping itu, dikenal juga biaya peluang (opportunity  cost), yaitu selisih nilai yang didapat bila tidak ada proyek dengan nilai yang didapat setelah terkena proyek. Misal, nilai lahan sebelum ada proyek sebesar Rp. 5 juta, sedangkan setelah terkena proyek menjadi Rp. 2 juta, maka biaya peluangnya adalah Rp. 3 juta. Efisiensi ekonomis berkaitan dengan pemakaian sumber daya (biaya) yang ada dalam mencapai keuntungan  yang ma ksimal  (maksimal  dari  segi  kepuasan  masyarakat). 

Catatan: efiseinsi dan efektivitas berkaitan tapi tidak boleh dicampur- adukkan. Sebuah proyek bisa efisien (hemat dalam pembiayaan), tapi mungkin tidak efektif (tidak mencapai tujuan). Cara yang populer untuk mengukur efisiensi adalah analisis perbandingan biaya lawan keuntungan (cost benefit analysis). Proyek  efisien  bila  nilai  keuntungan  yang  (dapat)  diperoleh melebihi nilai biaya yang dikeluarkan. 

Hal yang perlu diingat dalam mengukur keuntungan proyek adalah keterbatasan sumber daya (untuk dipakai bersama-sama oleh banyak proyek). Bila mengukur proyek satu per satu, maka mungkin layak, tapi bila dikaji pemakaian bersama sumber daya, mungkin sekali tidak layak (kehabisan sumber daya).
 
Profitabilitas  (profitability) merupakan salah satu ukuran yang dipakai pemerintah daerah dalam mengkaji usulan proyek atau program. Ukuran ini memperlihatkan selisih antara pendapatan yang akan diterima pemerintah dikurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah  berkaitan dengan proyek yang diusulkan.  Bila berkaitan dengan proyek pembangunan fisik (misal: perumahan/ real-estat), profitabilitas ini biasa disebut sebagai analisis dampak fiskal (fiscal impact analysis).
 
Efektivitas biaya merupakan ukuran lain, yang berarti dapat mencapai tujuan dengan biaya yang minimal. Dalam hal ini, semua upaya yang dapat dianggap mencapai tujuan diperbandingkan dalam hal biaya yang dikeluarkan. Salah satu yang paling sedikit memerlukan biaya itulah yang paling tinggi efektif biayanya.

Kelayakan Politis
 
Program atau proyek yang dibiayai dengan dana pemerintah merupakan kebijakan publik yang harus layak secara politis (dalam arti didukung oleh pihak eksekutif, lagislatif maupun  masyarakat luas pembayar pajak). Dalam kelayakan ini, perlu dicermati pengaruh proyek yang diusulkan terhadap kekuatan-kekuatan politik.  Keuntungan apa saja yang didapat masing-masing kelompok politik  tersebut? Kajian politik juga berkaitan  dengan keyakinan dan motivasi tiap pemeran politik.

Membuat keputusan apakah suatu proyek layak secara politis merupakan usaha yang berbahaya, karena yang layak hari ini mungkin tidak layak besok pagi. Situasi politik mudah berubah. Meskipun demikian, ada lima kriteria kelayakan politis yang dapat dianalisis, yaitu: dapat diterima tidaknya (acceptability), kesesuaian (appropriateness), merupakan tanggapan terhadap kebutuhan atau bukan (responsiveness), sesuai perundang-undangan (legality), dan kesama-rataan (equity).

Dapat diterima tidaknya (acceptibility) berkaitan dengan: apakah kebijakan (usulan proyek) tersebut  dapat  diterima  oleh pemeran- pemeran politik dalam proses pengambilan keputusan ? apakah klien dan pemeran lainnya dapat menerima kebijakan baru ?.  

Sesuai atau tepat tidaknya (appropriateness) suatu proyek berkaitan dengan jawaban terhadap pertanyaan: apakah tujuan proyek mengenai sasaran yang dituju atau diperlukan oleh masyarakat?. 

Hal-hal yang berkaitan, antara lain: nilai- nilai kemanusiaan, hak-hak masyarakat, pendistribusian kembali, atau sejenisnya. Merupakan tanggapan terhadap kebutuhan atau bukan (responsiveness) berkaitan dengan diterima tidaknya dan sesuai tidaknya tersebut di atas serta persepsi kelompok sasaran terhadap proyek: apakah merupakan tanggapan terhadap kebutuhan mereka atau bukan? Misal, suatu proyek dapat dilaksanakan secara efisien (hemat), efektif (mencapai tujuan yang diharapkan oleh proyek), tapi ternyata tidak dibutuhkan oleh masyarakat.

Kesama-rataan (equity)  berkaitan dengan distribusi pengaruh proyek ke setiap kelompok masyarakat.  Suatu proyek jarang dapat memuaskan semua pihak scara merata. Tingkat kesama-rataan yang lebih tinggi berarti lebih banyak yang diuntungkan daripada yang tidak dapat keuntungan dari proyek yang diusulkan.  Dalam hal ini, kelayakan  ekonomis (efisien, profitabilitas) biasanya tidak mengindahkan pertimbangan kesama-rataan ini.



Kelayakan Administratif

Bila suatu proyek telah dikaji layak dari segi teknis, ekonomis maupun politis, tapi tidak dapat diimplementasikan dalam sistem administrasi pemerintahan yang ada, maka proyek tersebut mendapat masalah.  Kelayakan administratif berkaitan dengan: kewenangan (authority), komitmen kelembagaan (institutional  commitment ), kemampuan (capability), dan dukungan organisasional (organizational support ).

kewenangan (authority) untuk mengimplementasikan suatu kebijakan, menjadikannya suatu program atau proyek, sering merupakan kriteria yang kritis. Apakah institusi yang akan melaksanakan benar-benar mempunyai wewenang untuk melakukan perubahan yang diperlukan? Mempunyai wewenang untuk bekerja sama dengan instansi terkait? Untuk menentukan prioritas ?

Komitmen kelembagaan (institutional commitment)  dari lembaga atasan dan lembaga bawahan merupakan hal yang penting. Tidak hanya unsur pimpinan, tapi juga unsur pegawai pelaksana harus komit (setuju, taat) terhadap implementasi kebijakan tersebut.

Kemampuan (capability) juga perlu dipunyai, dalam hal sumber daya manusia maupun pembiayaan.  Apakah institusi pelaksana mampu melaksanakan yang diminta? Apakah staf dan karyawannya mempunyai ketrampilan atau keahlian yang  diperlukan? Apakah  institusi pelaksana mempunyai kemampuan finansial untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut? Dukungan Organisasional (organizational support) juga diperlukan, karena tidak cukup hanya dengan kewenangan, kemampuan, dan komitmen saja. Apakah dukungan yang berupa peralatn, fasilitas fisik, dan sebagainya, tersedia? bila belum tersedia, apakah dapat disediakan bila kebijakan tersebut dilaksanakan?
 
Kelayakan politis ini dapat diilustrasikan dalam hal kerjasama pembangunan prasarana perkotaan  antar dua ibukota  kabupaten  yang masing-masing  berada di dua propinsi yang berbeda. Bila dua korban berdekatan tersebut membentuk suatu otoritas bersama, timbul pertanyaan,  antara lain: apakah kedua kota tersebut mempunyai wewenagn untuk langsung bekerjasama? (padahal mereka berada di dua propinsi yang berbeda) perlu ijin Mendagri dan Gubernur masing-masing; apakah otoritas yang dibentuk mempunyai wewenagn di dua wilayah yang berbeda propinsinya? apakah instansi-instansi di kedua propinsi yang berbeda mau (komit) dan mempunyai wewenang untuk bekerja sama dengan otoritas tersebut?



Kelayakan Ekologis dan Kelayakan Sosial-Budaya
 
Suatu usulan proyek perlu dikaji dampaknya dari segi ekologis, dengan mengadakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), seperti dibahas dalam bagian kuliah tentang "Dampak Lingkungan".  Demikian pula, kajian dampak sosial–budaya juga perlu dilakukan sebagai bagian dari studi kelayakan proyek (seperti dibahas dalam kuliah mengenai "Dampak  Sosial").  Contoh dampak  sosial:  terjadinya  ketegangan  sosial"  antara  pekerja industri tambang di lokasi terpencil dengan kondisi sosial–budaya penduduk setempat di sekitar  lokasi  pertambangan tersebut.  Ketegangan  sosial tersebut bisa meningkat menjadi kerusuhan sosial.









Sumber:
Patton, C.V.; dan Sawicki, D.S.1986. Basic Methods of Policy Analysis & Planning. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.,Chapter 5, "Establishing Evaluation  Criteria", Khususnya pp.156-174:"Commonly Employed Evaluation Criteria/Technical Feasibility/Economic and Financial Possibility/Political Feasibility/ Administrative Operability. Diterjemahkan, disingkat, dan dimodifikasi  untuk bahan kuliah MPKD UGM, oleh: Achmad Djunaedi, Tahun Ajaran 2000.

Analisis Cash Flow



Arus kas adalah nyawa dari semua bisnis. Berikut ini aturan-aturan dasar untuk membantu Anda mengendalikan arus kas sehingga dapat membuat bisnis yang Anda selalu impikan.

1. Jangan Jalankan Dari Kas
Kehabisan uang tunai adalah definisi kegagalan dalam bisnis. Membuat komitmen untuk melakukan apa yang diperlukan sehingga tidak terjadi pada Anda.

2. Cash Is King.
Sangat penting untuk menyadari bahwa apa yang membuat bisnis Anda hidup. Mengelola dengan perawatan dan perhatian yang layak. Ini sangat pemaaf jika Anda tidak. Ingat, kas adalah raja, karena uang tunai tidak berarti tidak ada bisnis.

3. Ketahui Saldo Kas Sekarang.
Apakah saldo kas Anda sekarang? Benar-benar penting bahwa Anda tahu persis apa saldo kas Anda. Bahkan orang yang paling berpengalaman akan gagal jika mereka membuat keputusan bisnis yang menggunakan tidak akurat atau saldo kas tidak lengkap. Itulah alasan mengapa kegagalan bisnis tidak terbatas pada amatir atau orang baru bagi dunia usaha.

4. Apakah Pekerjaan Hari ini
Kunci untuk menjaga keseimbangan kas akurat dalam sistem akuntansi Anda adalah untuk melakukan pekerjaan hari ini. Ketika Anda melakukan ini, Anda akan memiliki angka yang Anda butuhkan - saat Anda membutuhkannya mereka.


5.  Apakah Karya atau Get Orang Lain.
Berikut adalah aturan sederhana untuk mengikuti untuk memastikan Anda memiliki saldo kas yang akurat pada buku-buku Anda. Anda melakukan pekerjaan atau memiliki orang lain melakukannya.


6. Jangan Mengelola Dari Saldo Bank.
Saldo bank dan saldo kas adalah dua bentuk yang berbeda dari kas. Akan jarang dua pernah sama. Jangan membuat kesalahan dengan membingungkan mereka. Ini sia-sia dan frustasi untuk mencoba mengelola uang Anda aliran menggunakan saldo bank. Ini adalah resep untuk kegagalan. Anda merekonsiliasikan saldo bank Anda. Anda tidak mengelola dari itu.


7. Saldo Anda Tahu Enam Bulan Kas.
Apa yang Anda harapkan saldo kas Anda menjadi enam bulan dari sekarang? Pertanyaan satu akan mengubah cara Anda mengelola bisnis Anda dan membantu Anda melewati arus kas 101.Pertanyaan ini benar-benar sampai ke jantung apakah Anda mengelola bisnis Anda atau apakah bisnis Anda adalah mengelola Anda.


8. Masalah Arus Kas Jangan Hanya Terjadi.
Anda akan kagum pada jumlah usaha kecil yang gagal karena pemiliknya tidak melihat masalah arus kas pada waktunya untuk melakukan sesuatu tentang hal itu. Kuncinya adalah untuk selalu dapat menjawab pertanyaan - apa yang saya harapkan saldo kas saya menjadi enam bulan dari sekarang?


9. Memiliki Proyeksi Arus Kas.
proyeksi arus kas adalah kunci untuk membuat bijaksana dan menguntungkan keputusan bisnis. Mereka memberi Anda jawaban pertanyaan yang sangat penting dari Peraturan # 7. Tidak mungkin untuk menjalankan bisnis Anda dengan baik tanpa mereka.


10. Merawat Pelanggan.
Hilangkan arus kas Anda khawatir jadi anda bebas untuk melakukan apa yang Anda lakukan terbaik merawat klien dan membuat lebih banyak uang. Gunakan arus kas 101 aturan untuk membebaskan diri dari kekhawatiran arus kas. Dengan cara itu Anda bisa memfokuskan seluruh waktu dan bakat di mana Anda dapat membuat perbedaan yang paling dalam bisnis Anda.